CATATAN SI KECIL

CATATAN SI KECIL

Aku kecil, aku mungil. Aku belum tau apa, Aku belum bisa apa. Aku lihat orang dewasa bicara dilayar kaca kata ayahku dia seorang perampok. Anehnya, dia terlihat bersih, rapih, tak jorok. Dengan baju yang sopan tak seronok. Dia punya mobil mewah, rumahnya pun indah. Bahkan lebih terlihat rapih dari guru ku belajar mengajiku yang hanya menggunakan sarung dan peci yang sudah usang. Apa benar dia orang yang kurang ajar?

Ku lihat lagi diseberang jalan rumahku. Bergumul diterik matahari anak seumurku. Kasian dia, ingin sekali ku menyapanya. Tapi aku dilarang main atau dekat dengannya oleh ibuku. Kata ibu mereka tidak sekolah, jauh dari ibadah. Tapi anehnya, tak jarang ku lihat di koran anak-anak sekolah seumur kakakku sedang tawuran. Apa itu ibadah?

Bosan, ku coba keluar rumah menemui teman-temanku. Ada seorang wanita dewasa berpakaian aneh berpapasan denganku. Ia keluar dari rumah yang sangat kecil namun kulihat begitu banyak penghuni rumahnya. Kulihat amak-anak kecil berpakaian lusuh sedang menangis. Mungkin dia lapar atau sedang sakit. Kulihat lagi wanita itu. Ku perhatikan. Aku bertanya kepada tetanggaku. “Kenapa wanita itu memakai pakaian yang sangat pendek dan terbuka, apa tidak malu?”. Tetanggaku menjawab, “Dia itu seorang pelacur, penyakit masyarakat”. Aku semakin aneh saja. Seringkali kulihat di televisi, banyak sekali wanita berpakaian lebih dari wanita yang kulihat tadi. tapi orang-orang sangat memuja mereka. Apa mereka sama? Tapi kok masyarakat malah suka sama penyakit? Bukankah sakit itu engga enak. Aku kalo sakit nangis. Ah.. aku semakin aneh saja.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama