oleh :Rizki Sopiyandi
Malam pun tiba...ku lihat angkasa raya menari lebih indah dari sebelumnya
bintang pun jatuh...memecah hiruk-pikuk alunan binatang malam.
Tenyata hidup ini menawan kawan, dan jangan pernah kau merasa heran
karena hidup adalah skenario Tuhan
Sadarku.. aku hanyalah setitik noda hitam di atas kertas putih-Nya
aku hanya makhluk yang tak berdaya tuk mengatur hatiku yang pana
ku lihat kebahagiaan disekitarku, namun semua diluar kesadaran
hingga ku tak kuasa menahan beban yang tak bertuan
Menangkap makna yang bergeriliya dalam ingatan membuatku bosan
Ku tak tahan dengan semua godaan dan simbol kekuasaan
Lelah pikirku melihat yang dia anggap kebenaran
Karena mata menyembunyikan misteri dibalik misteri lain yang tak terungkap
Tanpa dosa menyebarkan dogma-dogma bertopeng ilusi belaka
Berjuta omong kosong dilontarkan bangga..kau adalah ketiadaan yang mengada-ngada
Khalayak pun bersorak gembira saat kau ucap kata yang kau pun tak tau itu apa
Melempar paradigma humanis yang tak tersirat dalam gerakmu
Aku, Kau, dan Dia dalam realitas yang sama terbalut primordialisasi
Apa yang kau kecam, kau maki, kau hina itu adalah untukmu
Ditakdirkan dalam dualitas sifat, kau hitam dan kau putih
Dalam suatu masa kau abtraksikan ini dalam pegangan-pengangan rasionalitas
Toleransi atau introspeksi yang menjadi tuhan?
Peran-peran perspektif kuasa manusia tak hanya berakhir titik
Namun ksatria akan menjadikan suatu tanda tanya