Oleh : Melani Mustikasari
Ibu,,
kata tak akan bisa mengurai semua yang kau lakukan demi anakmu,,
kata tak akan bisa mewakili kasih sayang yang kau beri untuk anakmu,,
karena nyatanya kata begitu miskin dibanding kau yang selalu kaya demi anakmu,,
Teringat cerita sahabat karib kemarin siang. Banyak Ibu yang mempertaruhkan hidup demi kehidupan baru untuk sang buah hati. Berbagai rintangan telah mereka jalani demi keselamatan sang buah hati. Berbagai upaya mereka lakukan demi sebuah hembusan nafas pertama untuk sang bayi, sang buah hati.
Mual diawal kehamilan yang membuat Ibu tak nafsu makan, sedikit pertengkaran dengan Ayah karena gairah seks yang menurun, sangat mengganggu. Ia lewati dengan sabar. Demi sang buah hati.
Hari demi hari perut membesar, tidur terlentang tak nyaman, tidur tengkurap tak bisa, hanya bisa tidur menyamping, demi kelancaran proses pernafasan sang buah hati. Lagi- lagi ia iklas melewati.
Diakhir kehamilan menuju proses melahirkan, sakit mulas yang menyiksa ia nikmati dengan tenang, kalian calon Ibu tak akan bisa membayangkan dan merasakan apa yang dirasakan Ibu saat itu, ia kesakitan luar biasa. Berjam-jam menahan mulas, bahkan berhari-hari, lagi-lagi demi sang buah hati.
Air ketubanpun pecah, Ibu siap melahirkan, ia meringis kesakitan, hidupnya berada diujung tanduk, lagi-lagi demi sang buah hati.
Ia berusaha sekuat tenaga, menahan sakit dan berusaha mengeluarkanmu dari rahim sucinya, lagi-lagi demi kehidupan baru sang buah hati.
Selesai melahirkan, ada luka yang kau tinggalkan, lagi-lagi ia iklas menahan sakit karena tusukan jarum jahitan, ia tak mengeluh karena sudah bangga dengan hadiranmu didunia yang ia damba-damba sejak lama.
Maka tak heran jika Tuhan menyimpan surga-Nya ditelapak kaki Ibu,,
Jadi pikir ulang jika kau mengecewakannya,,
perjuangannya demi dan untuk sang buah hati tak akan berhenti sampai disana..karena akan banyak editan disini, tentang Ibu,,,
Kategori:
Cerpen