Oleh : Nizar Fahmi
Tetes air mata
Mengalir deras tiada henti di pipi si janda
Bibir bergetar
Menyanyikan lagu, memetik gitar
Menunggu anaknya yang hilang
Jatuh, tertiup bersama ilalang
Anggur hitam untuk si janda
yang hampir gila di rel kereta
mancari anaknya yang tak kunjung ada
di rumah jerami tempat tinggal mereka
si janda duduk di taman kota
tertunduk lesu, tak ada kata
wajahnya lusuh, penuh debu
menanti anaknya yang ingin menyusu
selembar daun jatuh tertiup angin
jatuh di tengah malam yang dingin
si janda diam memeluk angin
terlelap di bawah pohon beringin
amat berat bagi si janda
menunggu anaknya yang tak pulang jua
berpelukan di musim panas pernah tersirat
pelukan untuk anaknya yang hangat
namun, si janda telah pergi ke akhirat
di bawah tangkai beringin yang berserat