Beasiswa bikin galau mahasiswa

Beasiswa bikin galau mahasiswa

Oleh: Sendi Prawira

“ku akan menanti meski harus penantian panjang” (Nikita willy), mungkin itu backsound yang pas untuk menemani kegalauan mahasiswa KPI yang sekarang sedang menunggu cairnya beasiswa. “kalau besar sih enak nunggunya, tiga juta setengah weh.. misalnya kayak di kampus lain, bisa sambil berhayal, kenikmatan apa yang akan di lakukan ketika nanti cair.^.^ tapi ini cuma duablasss”, ujar salah satu galauwer KPI ketika ditanya perihal itu.

Di UIN khususnya jurusan KPI, sekitar 50% mahasiswanya pada tiap semester akan berkesempatan mendapat beasiswa yang di selenggarakan oleh Departemen Agama (Depag) atau Dipa UIN, baik itu melalui jalur mahasiswa berprestasi atau mahasiswa yang tidak mampu atau ada mahasiswa yang berprestasi tapi tidak mampu atau ada juga mahasiswa yang tidak berprestasi dan tidak pula tidak mampu.

Nah.. konon beasiswa ini bisa dikatakan mutasyabihat (samar dan tersirat), karena tidak menentunya waktu pencairan dan kalaupun di tanya kepada pihak-pihak yang diduga tahu. Jawabannya tak lain dan tak bukan “bapak juga tidak tahu, dan bapak juga tidak tahu kemudian bapak juga tidak tahu” berarti benar “hanyalah Allah dan Rasul-Nya yang tahu”.
So, sekarang mahasiswa KPI lagi pada galau, menunggu duablasss pas itu. seperti salah satu perbincangan yang sempat kami rekam.

X : “dun dun, aslina sekarangmah cair.. nih baca sms-nya!”
Good News, bagi mahasiswa yang mendapatkan beasiswa, hari ini beasiswa sudah cair dan bisa di ambil, terimakasih.
Y : “kamseupay kamu mah lur, yeuh... sms itu teh udah nambru di inbox aku mah, tetep ajah belum”
X : ”aslina dun.. yaa sugan weh sekarang mah bener cair”
Y : “ah... sayah mah udah malu sama teller, bulak-balik terus ke ATM”
X : “emang kalo ngagesek ada tellernya gitu?”  
Y : “ada ari kamu”
X : “wah jeprut nih, jangan2 kamu mah gak tau cara ngecek, udah cair atau belumnya juga?”
Y : “tau ateeuuuhh.. kalau udah cairmah, ada bacaan “cair” di komputernya”
X : “njirrr nya da es bon-bon cair, pantes we atuh kamu mah gak cair-cair, aduun adun”
Y : “nya lur pusing aquh”.

Seperti itulah kira-kira gambaran kondisi mahasiswa KPI saat ini, bertahan terus berharap kalau kata Maher Zain mah. bagaimana setiap hari mereka menunggu dengan berharap-harap cemas, artinya berharap yaitu selalu memikirkan, pelampiasan apa yang pas untuk menebus penantiannya itu, seperti mulai buka-buka majalah pulsa dan nyari smart phone terbaru, atau rajin buka katalog garsel buat nyari, baju, celana, tas, sepatu dan lain-lain. Sedangkan cemas karena bisa cair, bisa juga tidak. Bikos tidak jarang beasiswa yang gagal cair.

Cemas inilah yang akan menjadi masalah kompleks apabila ber-ingkubasi secara berkepanjangan dan berakhir tidak sesuai dengan apa yang diharapkan. Karena bisa di bayangkan ketika seorang mahasiswa yang menyandarkan sebagian kebahagiaannya pada beasiswa, namun ketika waktu pencairan tiba, beasiswanya tidak bisa cair. Tidak menutup kemungkinan bagi mahasiswa yang seperti itu akan terjun bebas dari al-Jami’ah lantai 4 (tobat gusti).

Untuk mencegah hal itu terjadi, ada beberapa tips yang insya Allah bisa mengatasi gejala galau beasiswa:
1.    Perbanyak dzikir kepada Allah karena “ala bidzikrillah tatsmainul qulub” insya allah
2.    Sedikitkan dzikir kepada beasiswa karena “ala bidzikrillah tatsmainul qulub” bukan “ala bidzikribeasiswa tatsmainul qulub” paralun gusti.
3.    Jangan terlalu berharap kepada beasiswa karena beasiswa hanya untuk siswa, sedangkan setatus kita mahasiswa, jadi seharusnya kita berharap kepada beamahasiswa. Cerdas!  
4.    Hindari mendengarkan lagu-lagu KD, Titi Dije dan Ruth Sahanaya yang cenderung akan mengingatkan kepada beasiswa, karena sedikit sekali perbedaannya antara 3 Dipa dan Dipa UIN (sama-sama Dipa).
5.    Bagi mahasiswa yang lagi galau nunggu pengumuman beasiswa dari super semar mah, mending nonton super junior aja biar begaol gtuu. Kan sama-sama sahabat super. Loh.. itumah Mario Teguh yah?
6.    Dukung terus Regina untuk menjadi Indonesian Idol 2012, tidak menjamin sih.. tapi setidaknya keluarganya akan sangat bahagia.

Walau meragukan, tapi setidaknya dengan 6 poin di atas, saalohlah bisa sedikit meredakan galau beasiswa. Yang pasti proses pencairan beasiswa seyogianya disikapi dengan tidak berlebihan dan terlalu banyak berharap alias lebay. Tapi bagaimana proses itu bisa kita manfaatkan untuk perencanaan lebih matang bagi peruntukan dari hasil beasiswa tersebut. Semoga para pembaca bisa terus mendapat beasiswa. Amin.



Penulis adalah mahasiswa KPI UIN SGD Bandung, dan anggota Forum Pe-SK.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama