Konteks-Konteks Dakwah

Konteks-Konteks Dakwah


Oleh: Irfan Mutaqie Zaen
Alhamdulillah pada kesempatan ini saya bisa kembali berbagi ilmu dengan para pembaca. kawan-kawan semua, saya yakin kalian sudah tidak asing lagi dengan dunia dakwah. dunia dimana para da’i memberikan nasihat-nasihat dan fatwa-fatwa untuk mengajak umat agar masuk islam secara kaffah. atau memberikan informasi mengenai agama islam serta konsekuensi apa yang akan didapat ketika melaksanakan ajaran agama dan  meninggalkan ajaran agama.
Nah, dalam proses penyampaian pesan dakwah kepada mad’u (objek dakwah) terdapat konteks (level) yaitu tingkatan-tingkatan dalam melaksanakan dakwah dilihat dari jumlah serta kondisi dan situasi mad’unya. dalam buku dasar-dasar ilmu dakwah terdapat beberapa konteks diantaranya :

1.    Dakwah Nafsiyah
Dakwah nafsiyah bisa dikatakan sebagai dakwah intrapersonal yaitu dakwah kepada diri sendiri. hal ini sangat perlu dilakukan bagi para da’i karena seorang da’I akan menjadi panutan bagi mad’unya. Dakwah nafsiyah merupakan proses untuk perbaikan diri atau membangun kualitas dan kepribadian diri yang islami. jika sudah demikian maka seorang da’I akan terjauh dari perbuatan maksiat, selalu melakukan perbaikan diri menuju kke arah yang lebih baik. hal ini merupakan proses peningkatan potensi ilham taqwa dan mengurangi potensi ilham fujur.

2.    Dakwah Fardiyah
Dakwah fardiyah merupakan tingkatan setelah dakwah nafsiyah. dakwah fardiyah bisa disebut juga dakwah interpersonal. Dalam buku dasar-dasar ilmu dakwah dijelaskan bahwa dakwah interpersonal yaitu proses ajakan atau seruan kepada jalan Alloh yang dilakukan oleh seorang da’I kepada perorangan, yang dilakukan secara tatap muka (face to face), atau langsung tatap muka (bermedia) yang bertujuan memindahkan mad’u kepada keadaan yang lebih baik dan diridhoi oleh Allah.
Dalam dakwah ini, terdapat beberapa tahapan : pertama, mafhum fakwah : usaha seorang da’I mengenal dan menjaga hubungan baik dengan mad’u untuk dituntun ke jalan allah. kedua, mafhum haraki (gerakan) : menjalin hubungan dengan masyarakat  umum, kemudian memilih salah seorang dari mereka untuk membina hubungan lebih dekat, menampakan kecintaan dan perhatian. ketiga mafhum tanzimi : pengarahan berupa bimbingan  seorang da’I kepada mad’u dalam rangka berdakwah kepada Allah untuk membantu memahami keadaan dirinya, memahami persoalan-persoalan  dan hambatan-hambatan yang dihadapinya, menunjukan secara halus tentang kemampuan dan kelebihan yang ia miliki.

3.    Dakwak Fi’ah Qalilah
Dakwah fi’ah qalilah adalah dakwah yang dilakukan oleh seorang da’I kepada kelompok kecil secara tatap muka dan bisa berdialog secara langsung sehingga respon mad’u terhadap da’I dan pesan dakwah yang disampaikan dapat diketahui seketika.

4.    Dakwah Hizbiyah
Dakwah hizbiyah adalah proses dakwah yang dilakukan oleh da’I yang mengidentifikasikan dirinya dengan atribut suatu lembaga atau organisasi dakwah tertentu, kemudian mendakwahi anggotanya atau orang lain diluar anggota suatu organisasi tesebut

5.    Dakwah Ummah
Dakwah  ummah adalah proses dakwah yang dilaksanakan pada mad’u yang bersifat massa (masyarakat umum). dakwah ini dapat berlangsung secara tatap muka dan biasanya monologis.

6.    Dakwah Syu’ubiyah Qabailiyah (Dakwah  Antar Suku, Budaya Dan Bangsa)
Dakwah syu’ubiyah qabailiyah adalah proses dakwah yang berlangsung dalam konteks antar bangsa, suku, atau antar budaya. dakwah ini terjadi pada Dakwah fardiyah, dakwak fi’ah qalilah, dakwah hizbiyah, dan dakwah ummah.
Dari penjelasan di atas dapat dipahami bahwa interaksi antar unsur dakwah dalam masing-masing konteksnya menjadi wilayah kajian teoritik studi dakwah islam yang sampai saat ini masih membutuhkan kajian yang mendalam.

Penulis adalah mahasiswa KPI UIN SGD Bandung, dan anggota Forum Pe-SK.

3 Komentar

  1. kka kalau kelebihan dari ketiga level konteks dakwah tersebut apa ?
    mungkin kka mengetahuinya..... ????
    http://photoserver.ws/images/KwX74d79e4156116c.gif

    BalasHapus
  2. semua pnya kelebihannya masing2, selengkapnya akan segera kami posting lebih detil. terima kasih masukannya.

    BalasHapus
  3. Kak, kalo boleh tau tulisan konteks dakwah tersebut di kutip dari bukunya siapa ? Terimakasih

    BalasHapus
Lebih baru Lebih lama