Oleh : Sanghyang Mughni Pancaniti
“Kenapa forum ini diberi nama Pe-SK?” Beberapa sahabat bertanya kepada saya seperti itu. Sebenarnya, sekitar 2 tahun yang lalu, sahabat Rizky Sopiyandi meminta saya untuk menamai ‘bayi’ yang baru saja lahir, bayi yang ia citakan untuk menggagas sejarah dengan pena. Awalnya saya sempat ragu menerima penghormatan dari sahabat saya yang satu ini, tapi saya pun tidak mampu menolaknya.
Dulu, di Yogyakarta, tepatnya di jalan Malioboro, ada sekumpulan orang-orang hebat yang menamai diri mereka dengan PSK (Persada Studi Klub). Komunitas yang dipimpin oleh Raja Penyair yang bernama Umbu Landu Paranggi ini berfokus pada dunia sastra, menulis cerpen, puisi, drama, dan juga naskah teater menjadi santapan orang-orang yang tergabung dalam komunitas ini.
Mereka menulis tanpa tersandra nyamannya tempat, adanya fasilitas, atau apa pun yang mengandung kemudahan tekhnologi dalam menulis. Mereka justru menjadikan trotoar2 marioboro untuk tempat menulis, dan secarik kertas serta pena menyalurkan gagasannya.
Sebut saja Emha Ainun Nadjib, yang merupakan salah satu pentolan komunitas ini. Dia adalah salah satu penulis dan penyair hebat yang dimiliki negara ini, bahkan kumpulan tulisannya telah dibukukan ketika dirinya berumur 16 tahun.
Bagi saya, Emha adalah guru. Bertahun-tahun saya mengembarai cakrawala pikirannya lewat karya-karyanya, sampai saya memutuskan untuk menjadikannya rujukan dalam gairah menulis. Lebih dari 30 buku telah ia hasilkan. Maka ia disebut sebagai penulis yang sangat produktif di indonesia ini.
Oleh karena itu, dengan berbekal kecintaan saya kepada sosok Emha, bayi yang disodorkan Rizki pun saya beri nama Pe-SK, sepertihalnya PSK yang telah ikut andil membesarkan nama Emha. Pada bentuk kata, antara Pe-SK dan PSK hanya sama dalam penyebutan, namun dalam segi penulisan dan pemaknaan sangatlah berbeda. Saya pun berharap, Pe-SK’nya sahabat Rizki memiliki ghirah menulis seperti PSK’nya Umbu Landu Paranggi.
Penulis Se-KPI sengaja saya pilih sebagai nama forum ini karena beberapa hal:
1. Penulis. Secara pribadi, saya tidak mengartikan penulis sebagai orang yang karya tulisnya telah beredar dan diakui khalayak, diterbitkan oleh penerbitan yang punya nama. Tetapi, penulis adalah sebutan bagi orang-orang yang gemar dalam menulis, tentang apa pun itu, dihargai maupun tidak, dapat award atau pun tidak, dipublikasikan atau pun tidak. Asal dia gemar menulis tentang sesuatu, dia adalah penulis. Maka dari itu, anggota Pe-SK ‘haram’ seperti anak sekolahan, menulis hanya jika disuruh guru, hanya sesekali saja. Menulis harus menjadi semacam ghirah dan kekuatan, ideologi, dan menjadi salah satu ‘kegiatan spritual’ bagi anggota forum ini.
2. Se-KPI. Di kampus tempat berdirinya forum ini, UIN Sunan Gunung Djati Bandung, sudah banyak komunitas yang memfokuskan diri terhadap bidang tulis-menulis, dan cukup memiliki pengaruh besar di kalangan mahasiswa. Maka ketika menggagas forum ini, sahabat Rizki Sopiyandi menginginkan forum ini hanya diisi oleh anak2 dari jurusan Komunikasi Penyiaran Islam saja. Oleh karenya, dari nama pun saya mengambil kata yang menegaskan bahwa forum ini hanya untuk anak2 KPI, Se-KPI. Tapi apakah hanya untuk mahasiswa KPI UIN Bandung saja? Atau boleh dimasuki oleh mahasiswa KPI dari kampus lain? Entahlah. Nu penting, sing barener weh heula nulisna ayeuna mah, sing tekun. Tong sieun salah. Tunjukan bahwa dalam diri anggota forum ini memang pantas menggalir darah Pe-SK. Allohuakbar.!!!
Rumah sakit Muhammadiyyah. 02-Agustus-2012