Menunggu Dirindukan

Menunggu Dirindukan



Oleh Tika Prihatiningsih*

“Nanti deh aku main ke kostan kamu, mau minta makanan.” Ucapnya beberapa minggu yang lalu.
Hari telah berganti dan minggu pun berlalu. Kabar dia tak lagi aku dengar. “Ah, mungkin dia sibuk.” Pikirku. Aku tak ingin beperasangka buruk. 
Aku menunggu. Hingga suatu hari aku mendapat kabar bahwa kamu telah lebih dulu dirindukan-Nya. Air mata membasahi pipi, “Terlalu cepat kamu pergi.” Gumamku sambil menyeka air mata.  Tangisku kian menjadi saat ku tahu ternyata selama ini kamu menahan sakit yang menurutku sangat menakutkan. Sulit untuk aku percaya, kehadiranmu masih mampu aku rasakan. “Selamat jalan teman terkasihku, moga mendapat tempat terindah disisi-Nya. Aku disini menunggu giliran untuk dirindukan-Nya.” Ucapku sambil berusaha menahan tangis.
Ajal datang tanpa menganal waktu, tempat dan usia. Diusianya yang masih muda, dia pergi untuk selamanya. Sekarang hanya aku yang harus mempersiapkan diri.


*) Penulis adalah mahasiswa jurusan KPI UIN SGD Bandung dan penggiat di komunitas Forum Penulis Seluruh KPI (PSK).

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama