Bukan Akhir Pusaka

Bukan Akhir Pusaka


Alunan nada mendayu-dayu, semua mata tertuju pada satu titik, diam. Sementara, nada-nada merdu, bak ombak bersambung, merasuk ke telinga penonton. Khalayak KPI menyaksikan, untuk kali pertama, Pusaka (Paduan Suara KPI) dalam Lomba Paduan Suara Mahasiswa Se-UIN SGD yang diadakan UKM PSM UIN, Kamis (08/05).

Dengan pakaian ungu, berpadukan putih, dan jas hitam, Pusaka melantunkan himne UIN Sunan Gunung Djati Bandung. Dua baris mojang KPI berderet rapi, suara mereka merdu, begitu pula jajaka-nya yang berdiri di belakang. Suasana ruangan hening, sampai lagu selesai. Setelah itu, Pusaka melantunkan lagu band Padi, dan penonton tetap hening. Saat usai, sorak sorai khalayak KPI bergema, memenuhi cakrawala ruangan berukuran 20 x 8 meter. Rasa optimis meliputi khalayak KPI kala itu.

Namun rasa optimis akan gelar paduan suara terbaik se-UIN buyar tatkala dewan juri mengungkapkan rasa kecewanya. Mereka, satu-persatu, berpendapat bahwa Pusaka hanya mencari aman, meski pun terasa sudah gurih di telinga.

Terkait hal ini, konduktor Pusaka, Saufi Agita mengungkapkan bahwa Pusaka berharap penampilannya menjadi yang terbaik. “Ini penampilan pertama kita di ajang kejuaraan. Dengan intensitas latihan yang minim, dan mudanya usia Pusaka, saya berharap kami bisa mendapatkan hasil yang terbaik”, tuturnya saat selesai memimpin Pusaka.



Memang benar, semua kehidmatan dan keheningan saat Pusaka bernyanyi lenyap seketika saat dewan juri memaparkan penilaiannya. Tak ayal, khalayak KPI yang hadir mendukung, serasa jatuh dari langit, hancur. Namun, semua ini hanya awal, bukan akhir. Segala prestasi dan pencapaian bisa diraih di kemudian hari. (Nizar)

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama