Malam itu Jean dan David sedang berada di teras lantai atas tempat biasa mereka bercengkrama bersama. Suasana pada malam itu begitu sunyi, hanya ada suara binatang yang sedikit meramaikan suasana. Tak seperti biasanya, suasana malam ini sangat berbeda dengan malam sebelumnya. Kini mereka melihat hamparan bintang dilangit begitu sangat mempesona hingga membuat mata mereka tak bisa berkedip karena begitu kagumnya mereka atas kekuasaan "Sang Maha Pencipta".
Jean berada disebelah kiri David, dia sedang memikirkan sesuatu yang membuat dirinya merasa hina. Dia berkata dalam hati " Bila saja tak kulalui istiqamah mungkin tidak aka nada tawaddu, semua penuh dengan kesombongan dan setiap nafas akan penuh dengan kekufuran." kemudian dia berdo'a : " Duhai ilahi Rabby, sungguh takutnya diri ini bila kau cabut iman pada diri hamba-Mu yang hina ini. Tuhan ajari aku untuk mentafakuri Alam-Mu, mensyukuri ni'mat-Mu."
David yang ketika itu berdiri disebelah kanan Jean, melihat Jean sedang melamun sambil meneteskan air mata. Berjuta tanya kini ada dalam benak David melihat kakaknya tiba-tiba menangis.
"Kak, kenapa?" tanya David kepada kakaknya sambil menarik baju kakaknya.
Sambil tersedu-sedu kakaknya menjawab : " Tidak ada apa-apa vid !"
"Sepertinya ada masalah yang sangat rumit ya kak?" David kembali bertanya.
Jean menjawab dengan segala apa yang ia rasakan "Iya vid, kakak merasa begitu hina dengan keadaan kakak yang sekarang, kakak kini telah jauh dari agama"
David bertanya lagi sambil meminta kakaknya untuk tidak keberatan bercerita kepadanya perihal masalahnya " Jauh bagaimana kak?, kalau kakak tidak keberatan aku siap mendengarkan segala masalah kakak. Mudah-mudah aku bisa mencarikan solusi untuk masalah kakak ini."
Jean tidak merasa keberatan dengan tawaran dari adiknya yang sangat shaleh dan pintar itu. " Selama ini kakak tidak bersyukur dengan apa yang telah diberikan dan dianugrahkan oleh Allah kepada kakak. Kakak merasa terlalu banyak menuntut, meminta ini dan itu kepada Allah. Sementara kakak belum konsisten dalam menjalankan syari'atnya."
Menanggapi apa yang telah diceritakan kepadanya, David mencoba memberi sedikit penjelasan perihal cerita itu. " Kakakku, apa yang saat ini kakak lakukan sangat baik, kakak telah berinstrospeksi diri sehingga kakak merasa seperti ini. Nabi pernah bersabda : Seseorang tidak akan masuk neraka kalau pernah menangis karena takut terhadap Allah, sehingga air susu kembali kebentuk aslinya. Mudah-mudahan kakak senantiasa diberikan kekuatan dalam menjalankan syari'atnya."
Jean merasa tenang setelah mendengar tanggapan dari adiknya, kemudian jean berhenti menagis. Jean merasa sangat beruntung memiliki adik yang sangat shaleh dan pintar itu.
Sementara Jean dan David asyik bercengkrama. Malam semakin larut, gunung yang ada didepan mereka perlahan menjadi gelap karena cahaya bintang perlahan pergi. Kemudian Jean dan David menuju kamar masing-masing untuk beristirahat.
Oleh : Irfan Murtaqie Zaen