Yang tengah menari meludahi senja
Ada sesuatu yang membuat malam ini
Terpaut terlalu lama dengan pagi nampaknya
Tentang dirimukah itu ?
Dimana mata di bawah kaki-kaki bulan sekalipun
Tak tampak berbola hitam
Lalu perasaan macam apa yang terbakar itu ?
Perlahan aku merayu kematian
Yang berkisar di daerah jantungmu
Menggapai setiap desir-desir rindu
Lewat setitik air yang membatu di peluk mata
Kau tetap tenanglah...jiwa masih kau genggam
Tak enyah kemanapun
Dan tak ingin berharap apapun
Sebanyak serpihan bintang di depan cermin retak
Bawa semua cinta ke depanku
Dan kau tak butuh kardus
Rentangkan saja telapak tanganmu
Karena sebesar itulah cintamu...
Betapa kau tak pernah sadari itu bukan ?
Dalam sebuah pijakan yang berderak
Itulah dimana aku mulai lelah untuk berdongeng
Tentang angin,tentang batu,ataupun tentang dirimu
Benarkah ada ruang-ruang di rongga dada kita ?
Maka bicarakan saja setiap apa yang mengalir
Kemudian aku akan mati tenang di sini...
Ada sesuatu yang membuat malam ini
Terpaut terlalu lama dengan pagi nampaknya
Tentang dirimukah itu ?
Dimana mata di bawah kaki-kaki bulan sekalipun
Tak tampak berbola hitam
Lalu perasaan macam apa yang terbakar itu ?
Perlahan aku merayu kematian
Yang berkisar di daerah jantungmu
Menggapai setiap desir-desir rindu
Lewat setitik air yang membatu di peluk mata
Kau tetap tenanglah...jiwa masih kau genggam
Tak enyah kemanapun
Dan tak ingin berharap apapun
Sebanyak serpihan bintang di depan cermin retak
Bawa semua cinta ke depanku
Dan kau tak butuh kardus
Rentangkan saja telapak tanganmu
Karena sebesar itulah cintamu...
Betapa kau tak pernah sadari itu bukan ?
Dalam sebuah pijakan yang berderak
Itulah dimana aku mulai lelah untuk berdongeng
Tentang angin,tentang batu,ataupun tentang dirimu
Benarkah ada ruang-ruang di rongga dada kita ?
Maka bicarakan saja setiap apa yang mengalir
Kemudian aku akan mati tenang di sini...
* Penulis adalah Mahasiswa Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam, Photografer dan juga penggiat di Forum Penulis Se-KPI
Kategori:
Puisi