Oleh : Nizar Fahmi
Menulis, suatu pekerjaan yang lumrah dan dikerjakan oleh banyak orang dalam berbagai lapisan. Pejabat pasti menulis, pedagang pasti menulis, penjahit pasti menulis, pelukis pasti menulis, pelajar pasti menulis, bahkan perampok pun pasti menulis skema ruangan yang akan dirampoknya. Menulis itu mudah dan murah. Tetapi, kenapa banyak orang berfikir kalau menulis itu sulit, sesulit mencari jarum dalam jerami.
Tulisan menjadi salah satu bukti sejarah dari eksistensi seseorang. Ingatkah kamu kalau orang-orang biasa seperti Albert Einstein, Ibnu Sina, Ibnu Rusyd, Confucius, Marcopolo, dan William Shakespeare dikenang dan dianggap hebat karena tulisannya? Ya, mereka kita rasa tetap hidup hingga saat ini berkat tulisan-tulisannya yg banyak kita temui saat ini. nama mereka abadi. Dan akan tetap ada hingga anak cucu kita tumbuh besar nanti.
Ada satu pepatah yang berbunyi, “jangan kalah sebelum berperang”, atau dalam bahasa sunda, “tong keok samemeh dipacok”. Ini salah satu motto yang bisa ditancapkan bagi setiap orang yang akan mulai menulis. Menulis apa saja. entah cerpen, artikel, berita, makalah, skripsi atau apapun yang memiliki keterkaitan erat dengan EYD.
Baik, kesampingkan dulu masalah EYD. Jangan bahas lahan yang itu dulu. Menurut salah seorang redaktur senior KOMPAS, kang Peppih Nugraha, langkah pertama yang harus diambil saat hendak menulis adalah “mau”. Kata ini menjadi kunci terbesar dalam melakukan banyak hal. Seorang pelukis tidak akan pernah melukis jika ia tidak mau melakukannya, seorang pedagang takkan pernah mendapat untung jika tidak mau berdagang, dan seorang perampok sekalipun takkan mendapatkan harta rampokan jika dia tidak mau merampok.
Kemauan akan menghantarkan kita untuk membuka pintu kebiasaan. Mau, dan mau. Setelah kemauan itu ada, tulislah apapun yang bersemayam dalam pikiranmu, jangan biarkan ia hanya tertidur lelap di sana.
Kemudian jangan pernah berpikir bahwa tulisan kita buruk, anggap ini yang terbaik yang bisa kita lakukan saat ini, perkembangan akan terjadi seiring proses berlangsung. buatlah dirimu percaya diri dengan hal ini, dan tanamkan satu kata dalam dirimu, “Aku bisa”, lalu mulailah menulis dengan sesuatu yang ringan.
Katakan, “Selamat Datang di Dunia Orang Biasa”. Jadikan ini sebagai pengobar semangatmu dalam menulis. Satu lagi, jangan anggap dirimu sebagai seorang penulis professional saat ini, tapi anggaplah dirimu sebagai seseorang yang sedang belajar untuk menjadi seorang penulis professional. Jadi, mari menulis.
Tulisan menjadi salah satu bukti sejarah dari eksistensi seseorang. Ingatkah kamu kalau orang-orang biasa seperti Albert Einstein, Ibnu Sina, Ibnu Rusyd, Confucius, Marcopolo, dan William Shakespeare dikenang dan dianggap hebat karena tulisannya? Ya, mereka kita rasa tetap hidup hingga saat ini berkat tulisan-tulisannya yg banyak kita temui saat ini. nama mereka abadi. Dan akan tetap ada hingga anak cucu kita tumbuh besar nanti.
Ada satu pepatah yang berbunyi, “jangan kalah sebelum berperang”, atau dalam bahasa sunda, “tong keok samemeh dipacok”. Ini salah satu motto yang bisa ditancapkan bagi setiap orang yang akan mulai menulis. Menulis apa saja. entah cerpen, artikel, berita, makalah, skripsi atau apapun yang memiliki keterkaitan erat dengan EYD.
Baik, kesampingkan dulu masalah EYD. Jangan bahas lahan yang itu dulu. Menurut salah seorang redaktur senior KOMPAS, kang Peppih Nugraha, langkah pertama yang harus diambil saat hendak menulis adalah “mau”. Kata ini menjadi kunci terbesar dalam melakukan banyak hal. Seorang pelukis tidak akan pernah melukis jika ia tidak mau melakukannya, seorang pedagang takkan pernah mendapat untung jika tidak mau berdagang, dan seorang perampok sekalipun takkan mendapatkan harta rampokan jika dia tidak mau merampok.
Kemauan akan menghantarkan kita untuk membuka pintu kebiasaan. Mau, dan mau. Setelah kemauan itu ada, tulislah apapun yang bersemayam dalam pikiranmu, jangan biarkan ia hanya tertidur lelap di sana.
Kemudian jangan pernah berpikir bahwa tulisan kita buruk, anggap ini yang terbaik yang bisa kita lakukan saat ini, perkembangan akan terjadi seiring proses berlangsung. buatlah dirimu percaya diri dengan hal ini, dan tanamkan satu kata dalam dirimu, “Aku bisa”, lalu mulailah menulis dengan sesuatu yang ringan.
Katakan, “Selamat Datang di Dunia Orang Biasa”. Jadikan ini sebagai pengobar semangatmu dalam menulis. Satu lagi, jangan anggap dirimu sebagai seorang penulis professional saat ini, tapi anggaplah dirimu sebagai seseorang yang sedang belajar untuk menjadi seorang penulis professional. Jadi, mari menulis.