Suatu kelompok masyarakat kecil maupun suatu bangsa dalam lingkungan sosiologi saling bahu-membahu untuk menyambung hidup dan kehidupan masyarakat. Tanpa ada aturan tertulis mereka menjalani proses pertahanan hidup dengan saling ketergantungan satu sama lain dalam berbagai aspek. Lebih kerucut lagi, dalam masyarakat sunda pun melakukan suatu proses interaksi sama halnya dengan masyarakat ataupun suku lain, saling melengkapi antar individu maupun kelompok dalam hal ekonomi maupun lainnya. Hanya saja, kegiatan tersebut tidak akan sempurna jika tidak ada seorang pemimpin.
Pemimpin adalah satu sosok yang mengatur segala aspek secara umum dalam sekumpulan orang dengan tujuan untuk mencapai kesejahteraan masyarakat ataupun bangsa yang di pimpinnya. Setiap orang pada hakikatnya adalah pemimpin bagi diri dirinya sendiri, namun pemimpin yang akan memimpin suatu golongan, suku ataupun bangsa perlu ada suatu keistimewaan yang mesti dimiliki seorang pemimpin, yang tak lain adalah jiwa kepemimpinan. Semua orang bisa menjadi pemimpin, namun hanya sedikit orang mempunyai jiwa kepemimpinan.
Berbicara mengenai jiwa kepemimpinan, berbicara pula tentang takdir. Meskipun telah melakukan suatu pelatihan kepemimpinan, jika seseorang itu tidak memiliki jiwa kepimpinan maka ketika dia menjadi seorang pemimpin akan berbeda dengan seorang lain yang memiliki jiwa kepemimpinan, dalam mengatasi berbagai masalah yang di hadapi dalam memimpin suatu kelompok, suku ataupun bangsa yang di pimpinnya. Karena pada hakikatnya, seseorang yang mempunyai jiwa pemimpin adalah satu anugrah ketika seseorang dilahirkan.
Selain itu, jiwa kepemimpinan bukan hanya mempunyai sifat yang sama antar indivdu, beda individu, beda pula sifat ataupun karakter yang dimiliki dalam jiwa kepimpinannya. Sifat dari jiwa-jiwa pemimpin ini, mempunyai beberapa karakter dalam memimpin suatu golongan, suku maupun bangsa. Mengenai karakter dari seorang pemimpin yang telah mempunyai jiwa kepemimpinan yang sama dengan statusnya sebagai seorang pemimpin, kita-lah yang harus memilih seorang pemimpin berdasarkan tipoloogi yang dimilikinya demi tercapai suatu masyarakat yang sejahtera.
kembali berbicara mengenai suku sunda yang telah di sentuh sedikit di atas, adalah suatu suku yang mempunyai ciri khas tersendiri dalam diri setiap masyarakatnya, yakni lemah lembut. Daerah sunda sangat akrab dengan pegunungan, maka tataran sunda bukan hanya di jawa barat saja. Dalam satu keterangan menyebutkan bahwa tataran sunda mencakup pulau jawa, sumatra dan sulawesi.
Berbicara mengenai hal kepemimpinan dan suku sunda, adalah salah satu hal yang dianggap tabu dalam pembicaraan masyarakat indonesia, karena belum pernah ada seorang pemimpin Indonesia yang berasal dari suku sunda, melainkan orang-orang jawa yangbdalam sejarah bangsa Indonesia yang pernah memimpin bangsa Indonesia sampai saat ini. Lalu, apakah orang sunda tidak mempunyai jiwa seorang pemimpin? Tidak. Hanya saja, orang-orang suku sunda memiliki satu kekurangan, yakni tidak berani hijrah keluar dari daerah sunda, mereka hanya lahir dan tumbuh di daerah sendiri. Berbeda dengan orang-orang jawa maupun batak, mereka berani untuk keluar dari tanah kelahirannya sebagai salah satu proses kelangsungan hidup untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik. Salah satu solusi orang-orang sunda untuk menjadi pemimpin besar adalah belajar berkehidupan seperti orang jawa dan berani untuk keluar dari tanah kelahiran untuk mendapatkan satu kehidupan yang berbeda.
Setelah berbicara mengenai kepemimpinan orang sunda secara umum diatas, tentunya ada satu lagi pembahasan kepemimpinan orang sunda di dalam bangsanya sendiri (suku sunda). Dalam satu riwayat, dikatakan orang sunda mempunyai latar belakang seoerang pemimpin besar yang mampu memimpin rakyatnya pada zaman kerajaan, yakni kerajaan padjajaran yang di pimpin oleh Prabu Sililwangi. Prabu siliwangi adalah seorang pemimpin yang di teladani rakyatnya, karena telah mampu mensejahterakan rakyat yang di pimpinnya. Daerah kerajaan padjajaran ini meliputi hampir semua bagian dari jawa barat. Prabu siliwangi juga diketahui mempunyai seekor macan putih sebagia salah satu simbol kepemimpinan prabu siliwangi yang ganas, keras namun mampu untuk melindungi dan mengayomi rakyatnya. Hanya saja, kebenaran riwayat tersebut belum di pastikan kebenarannya oleh sejarawan, karena belum di temukannya suatu bukti bahwa pernah ada kerajaan padjajaran dan selama ini pula sejarah tersebut masih berupa sebuah dongeng yang dimiliki masyarakat sunda.
Melalui pemaparan diatas, dapat kita ambil satu kesimpulan bahwa orang sunda mempunyai satu tujuan untuk dapat menjadi seorang pemimpin yang bersifat seperti Prabu Siliwangi, soerang teladan yang mampu mensejahterakan rakyatnya selama ia menjadi pemimpin di kerajaan padjajaran. Semoga akan terlahir seorang pemimpin yang lahir dari tanah sunda di masa yang akan datang.