Oleh : Agnia Ilma Khaerani
3 Mei 2014 21.00 malam hari sesampainya di Cianjur
Malam berbintang menemani kami di perjalanan, menaiki bis tak berAC bukan hal yang biasa untuk ku atau mungkin juga ketiga orang yang sudah aku anggap keluarga, dengan perjalanan jauh selama empat jam menuju Rawabango Cianjur. Sesampainya di pertigaan Ramayana kami turun dari Bis dan menunggu sambil menikmati lalu lalang angkutan umum di malam hari juga keramaian orang sekitar. kami duduk di taman segitiga yang di buat di tengah jalan sambil sesekali Inggit meminta Nizar untuk memotret dirinya dengan gaya eksotis di bibirnya.
Tak lama, Indi dan temannya datang menjemput., dan perjalanan pun kami lanjutkan ke tempat kami beristirahat malam ini. sebelum menikmati makanan juga tempat istrahat yang disuguhkan. Kami mengunjungi Gedung Dewan Kesenian Cianjur untuk melihat-lihat kondisi dan suasana untuk esok hari.
Saat memasuki sebuah ruangan yang sangat luas kami rasa, untuk sebuah pertunjukan seni dan acara seminar. Disana kami dikenalkan dengan seorang sasatrawan yang kami dan orang-orang sebut ‘Ayah sastra’.
Entah apa yang membuat ku jatuh hati pada pertemuan pertama, berkenalan dengan ‘Ayah Sastra’ wajahnya yang sedikit keriput kecoklatan dan senyumnya yang memberikan rasa nyaman. Begitupun mimic wajahnya yang menyenangkan. Kami mengobrol banyak mengenai dunia kepenulisan terutama sastra. disebuah ruangan yang berukuran sedang menyerupai ruangan kantor. Beliau adalah seorang pecinta seni dan Puisi juga menyukai anak-anak.
Perjalanan lelah pun terasa terhangatkan oleh pertemuan ini, Ayah sangat memotivasi dan terus memberikan pengaruh positif dan beberapa pengalaman juga pengetahuan sebagai rekomendasi untuk menyampaikan materi esok hari.
Sepertinya akan panjang jika aku paparkan sosok ayah seperti apa.
Kurang lebih berbincang selama 30 menit, kami pamit untuk beristirahat dan diantarkan oleh panitia. Sesampainya di tempat istrahat kami langsung disuguhi orang-orang hebat dan juga makanan lezat. ‘sebungkus kwetiaw saat merasa lapar, itu sudah seperti sfageti dari erofa, ummmh yummi’. Kami memang sangat lapar sepertinya menempuh perjalanan hampir lima jam.
Makan selsai, dan untuk beristirahat pun kami tunda sejenak , karna harus membicarakan tekhnis untuk acara esok hari. “Ayo semangat, jadi gini ya. Agnia kan besok jadi pemateri sama A Nizar, Inggit jadi MC, nah Ambang jadi tweetmagz nya sama maianin slide yang udah Ag buat ya” semuanya mengangguk setuju juga beberapa panitia yang ikut berkumpul saat aku membicarakan tekhnis acara besok, dan sebelum memasuki kamar yang di sediakan kami latihan beberapa menit untuk Ice Breaking sebelum materi di mulai nanti. Yah kami membuat gerakan dari music Chiken Dance.
---
4 Mei 2014 09.10 WIB
Pagi ini Semua sudah siap, kami berdo’a bersama untuk kesuksesan acara, dan aku terus menenangkan diri. Jujur ini pertama kalinya aku berada di depan orang banyak sebagai fasilitator untuk memaparkan ilmu, juga pengalaman dalam kepenulisan. Yang sebelumnya hanya menjadi seorang MC formal ataupun non formal juga peramai memberikan Ice Breaking. Suka sih menjadi fasilitator tapi itu hanya dalam sebuah lingkaran liqo mengkaji keilmuan islam ataupun saat di Wisma FPSK. ( Forum Penulis Seluruh KPI ).
Dan sedikit ada rasa fesimis, harus menghadapi orang-orang hebat yang memang mereka mempunyai bakat-bakat yang luar biasa. Apalagi masalah seni dan kepenulisan.
Sangat bersyukur, karna saat kami menunggu di persilahkan masuk ke dalam acara. Aku dapat masukan-masukan mengenai materi yang akan disampaikan nanti dari Teh Sayidah dan A Yayan mereka salah satu pengusrus wilayah PII ( Pelajar islama Indonesia ). Dan luar biasa sekali ternyata. Tak lupa aku ucapkan kata terimakasih pada the Sayidah dan A yayan yang bersedia membagi pengalamannya.
---
Yah, acarapun di mulai, Inggit sebagai MC memperkenalkan F-PSK dan memanggil kami sebagai perwakilan untuk mengisi acara seminar ‘simfoni kata’. “ oke, semuanya sebelum kita dengarkan materi. Kita ice breaking dulu ya semua. Agnia, Nizar sama Ambang juga ikut ya. Ayo kita mulai angkat tangan kanannya ke atas, music” dengan semangatnya pemilik nama pena ‘Penulis Centil’ itu meragakan Chiken dance nya sehingga membuat ruangan hidup dengan keceriaan peserta.
Dan saat Aku memaparkan materi pun, Alhamdulillah tenang dan lancar, anak-anak antusias saat aku bertanya dan memberikan pilihan pada mereka. “acungkan tangannya dan berkata SAYA” beberapa orang pun antusias mengikuti apa yang aku katakana dan menjawab pertanyaan.
---
Alhamdulillah, dan sangat luar biasa perjalanan kami di Cianjur terutama aku. Banyak belajar dan harus lebih semangat lagi untuk berkarya. Sebelum pulang kami berpamitan dan foto bareng, tak lupa dengan ‘Ayah Sastra’ dia sastrawan hebat dan aku di bekali selembar kertas yang merupakan buah tangannya, sebuah puisi yang berjudul ‘Seperti Angin’ dan saat melihat foto kami, ayah memanggil dan bilang “ Upload foto ini ya, dan buatlah sebuah kata” entahlah itu membuat aku terkesima. Ayah kita harus bertemu lagi ‘ gumamku dalam hati’ kami pun pulang dan melambaikan tangan pada semuanya saat menaiki angkot.
Forum Penulis Seluruh KPI, kalian keluarga. Akan ku tulis semua perjalanan bersama kalian agar tersimpan abadi.
Malam berbintang menemani kami di perjalanan, menaiki bis tak berAC bukan hal yang biasa untuk ku atau mungkin juga ketiga orang yang sudah aku anggap keluarga, dengan perjalanan jauh selama empat jam menuju Rawabango Cianjur. Sesampainya di pertigaan Ramayana kami turun dari Bis dan menunggu sambil menikmati lalu lalang angkutan umum di malam hari juga keramaian orang sekitar. kami duduk di taman segitiga yang di buat di tengah jalan sambil sesekali Inggit meminta Nizar untuk memotret dirinya dengan gaya eksotis di bibirnya.
Tak lama, Indi dan temannya datang menjemput., dan perjalanan pun kami lanjutkan ke tempat kami beristirahat malam ini. sebelum menikmati makanan juga tempat istrahat yang disuguhkan. Kami mengunjungi Gedung Dewan Kesenian Cianjur untuk melihat-lihat kondisi dan suasana untuk esok hari.
Saat memasuki sebuah ruangan yang sangat luas kami rasa, untuk sebuah pertunjukan seni dan acara seminar. Disana kami dikenalkan dengan seorang sasatrawan yang kami dan orang-orang sebut ‘Ayah sastra’.
Entah apa yang membuat ku jatuh hati pada pertemuan pertama, berkenalan dengan ‘Ayah Sastra’ wajahnya yang sedikit keriput kecoklatan dan senyumnya yang memberikan rasa nyaman. Begitupun mimic wajahnya yang menyenangkan. Kami mengobrol banyak mengenai dunia kepenulisan terutama sastra. disebuah ruangan yang berukuran sedang menyerupai ruangan kantor. Beliau adalah seorang pecinta seni dan Puisi juga menyukai anak-anak.
Perjalanan lelah pun terasa terhangatkan oleh pertemuan ini, Ayah sangat memotivasi dan terus memberikan pengaruh positif dan beberapa pengalaman juga pengetahuan sebagai rekomendasi untuk menyampaikan materi esok hari.
Sepertinya akan panjang jika aku paparkan sosok ayah seperti apa.
Kurang lebih berbincang selama 30 menit, kami pamit untuk beristirahat dan diantarkan oleh panitia. Sesampainya di tempat istrahat kami langsung disuguhi orang-orang hebat dan juga makanan lezat. ‘sebungkus kwetiaw saat merasa lapar, itu sudah seperti sfageti dari erofa, ummmh yummi’. Kami memang sangat lapar sepertinya menempuh perjalanan hampir lima jam.
Makan selsai, dan untuk beristirahat pun kami tunda sejenak , karna harus membicarakan tekhnis untuk acara esok hari. “Ayo semangat, jadi gini ya. Agnia kan besok jadi pemateri sama A Nizar, Inggit jadi MC, nah Ambang jadi tweetmagz nya sama maianin slide yang udah Ag buat ya” semuanya mengangguk setuju juga beberapa panitia yang ikut berkumpul saat aku membicarakan tekhnis acara besok, dan sebelum memasuki kamar yang di sediakan kami latihan beberapa menit untuk Ice Breaking sebelum materi di mulai nanti. Yah kami membuat gerakan dari music Chiken Dance.
---
4 Mei 2014 09.10 WIB
Pagi ini Semua sudah siap, kami berdo’a bersama untuk kesuksesan acara, dan aku terus menenangkan diri. Jujur ini pertama kalinya aku berada di depan orang banyak sebagai fasilitator untuk memaparkan ilmu, juga pengalaman dalam kepenulisan. Yang sebelumnya hanya menjadi seorang MC formal ataupun non formal juga peramai memberikan Ice Breaking. Suka sih menjadi fasilitator tapi itu hanya dalam sebuah lingkaran liqo mengkaji keilmuan islam ataupun saat di Wisma FPSK. ( Forum Penulis Seluruh KPI ).
Dan sedikit ada rasa fesimis, harus menghadapi orang-orang hebat yang memang mereka mempunyai bakat-bakat yang luar biasa. Apalagi masalah seni dan kepenulisan.
Sangat bersyukur, karna saat kami menunggu di persilahkan masuk ke dalam acara. Aku dapat masukan-masukan mengenai materi yang akan disampaikan nanti dari Teh Sayidah dan A Yayan mereka salah satu pengusrus wilayah PII ( Pelajar islama Indonesia ). Dan luar biasa sekali ternyata. Tak lupa aku ucapkan kata terimakasih pada the Sayidah dan A yayan yang bersedia membagi pengalamannya.
---
Yah, acarapun di mulai, Inggit sebagai MC memperkenalkan F-PSK dan memanggil kami sebagai perwakilan untuk mengisi acara seminar ‘simfoni kata’. “ oke, semuanya sebelum kita dengarkan materi. Kita ice breaking dulu ya semua. Agnia, Nizar sama Ambang juga ikut ya. Ayo kita mulai angkat tangan kanannya ke atas, music” dengan semangatnya pemilik nama pena ‘Penulis Centil’ itu meragakan Chiken dance nya sehingga membuat ruangan hidup dengan keceriaan peserta.
Dan saat Aku memaparkan materi pun, Alhamdulillah tenang dan lancar, anak-anak antusias saat aku bertanya dan memberikan pilihan pada mereka. “acungkan tangannya dan berkata SAYA” beberapa orang pun antusias mengikuti apa yang aku katakana dan menjawab pertanyaan.
---
Alhamdulillah, dan sangat luar biasa perjalanan kami di Cianjur terutama aku. Banyak belajar dan harus lebih semangat lagi untuk berkarya. Sebelum pulang kami berpamitan dan foto bareng, tak lupa dengan ‘Ayah Sastra’ dia sastrawan hebat dan aku di bekali selembar kertas yang merupakan buah tangannya, sebuah puisi yang berjudul ‘Seperti Angin’ dan saat melihat foto kami, ayah memanggil dan bilang “ Upload foto ini ya, dan buatlah sebuah kata” entahlah itu membuat aku terkesima. Ayah kita harus bertemu lagi ‘ gumamku dalam hati’ kami pun pulang dan melambaikan tangan pada semuanya saat menaiki angkot.
Forum Penulis Seluruh KPI, kalian keluarga. Akan ku tulis semua perjalanan bersama kalian agar tersimpan abadi.