Menjadi kebanggan tersendiri, Dejavu bisa bertemu salah satu pelaku sejarah kemerdekaan republik ini. Ia merupakan pimpinan dari Front Lengkong, saat masa-masa perebutan kemerdekaan di Kota Bandung sedang begitu menggila. Namanya Sudirman. Ketua DPC Legiun Veteran Republik Indonesia (LVRI) Kota Bandung.
Awalnya, kami hanya mencari berkas-berkas penggalan sejarah mengenai Monumen Perjuangan Bandung Timur. Setelah kami mencari ke sana kemari, akhirnya Dejavu ditemukan dengan sosoknya. Bersama Sudirman, kami merasa berada di enam puluhan tahun yang lalu, saat masa-masa kemerdekaan. Bukan hanya tentang perjuangan Bandung Timur yang ia ceritakan, lebih dari itu, ia menceritakan apa yang dimaksud dengan perjuangan dan cinta.
Lewat wawancara eksklusif kali ini, kami sajikan petikan wawancara yang bisa menjadi refleksi sejarah para pembaca sekalian. Serta, menjadi pendorong semangat untuk menjalani kehidupan. Dalam wawancara ini, Dejavu dianjurkan untuk menggunakan kalimat panggilan: kakek. Hal ini dimaksudkan, menurut Sudirman, agar terasa lebih dekat dan berbicara umur, sudah tidak pantas disebut bapak.
Kek, boleh tahu nama lengkapnya?
Nama kakek cukuplah saja, Sudirman. Sama dengan nama pahlawan masyhur yang begitu kita kenal, Jenderal Soedirman.
Berbicara perjuangan, apa yang kakek pikirkan?
Berjuang itu harus dengan cinta dan keberanian. Orang yang belajar dengan cinta, tidak akan ada yang gagal. Ambil saja beberapa kisah. Meskipun ini legenda, tapi nilainya bisa diambil. Sangkuriang cinta kepada Dayang Sumbi, ibunya. Lalu Dayang Sumbi tidak mau hal itu terjadi. Ia menjegal cinta Sangkuriang dengan menyuruhnya menciptakan telaga dan perahu dalam satu malam. Alhasil, Sangkuriang bisa melakukannya. Meski hal itu mustahil, tapi dalam cerita, hal itu terjadi. Kemudian kisah Bandung Bondowoso. Ia jatuh cinta pada Roro Jonggrang. Tapi Roro Jonggrang memberi syarat kepada Bondowoso. Ia harus menciptakan 1000 candi. Dan pada akhirnya, dia bisa lakukan.
Berarti, cinta memberi peran yang sangat penting dalam kehidupan. Bukan begitu?
Benar. Tuhan menciptakan manusia dengan cinta. Kita bersujud kepada Allah juga dengan cinta. Cinta itu bukan saling pandang, tetapi memiliki pandangan yang sama. Dua insan yang bercinta laki-laki dan perempuan, bersatu untuk saling memenuhi kekurangannya masing-masing.
Bukan titik yang menjadikan tinta. Tapi tinta yang menjadikan titik. Bukan cantik yang menjadikan cinta. tapi cinta yang menjadikan cantik. Semua wanita cantik bagi yang mencintainya. Laki-laki mencintai seorang wanita itu untuk menutupi kekurangannya. Jadi saling mengisi dan menjadi penuh. Kakek bisa hidup hingga usia 90 tahun dan setua ini karena hidup penuh dengan cinta. Kakek selalu happy.
Kakek masih punya istri?
Istri? Maksudnya nenek? Ada kok. Empat. Maksud kakek, namanya Empat Kurnaesih. Beliau sekarang berumur delapan puluh tahunan. Kakek sudah punya buyut (cicit), enam. Paling besar di SMA.
Nah, kakek kan seorang pejuang kemerdekaan, dan kini telah menjadi seorang veteran. Bagi kakek sendiri, pengaruh veteran itu seperti apa sih?
Sebenarnya, para pejuang itu banyak. Bukan hanya yang turun ke dalam dunia militer. Kakekmu yang bertani, sarjana, atau aktivis pada masa lalu bisa saja disebut dengan pejuang. Hal itu karena mereka berjuang untuk masa depan anak dan cucunya.
Berbicara veteran, veteran yang terbaik itu hanya di Indonesia. Karena para pejuang masa lalu mengistilahkannya dengan istilah perang kemerdekaan. Jadi, negara ini bukan hadiah, tetapi dilawan. Seringkali orang-orang Amerika datang ke tempat-tempat veteran di Indonesia. Bahkan cukup sering datang ke kantor kakek ini. Di sini mereka tidak hanya mendapat cerita-cerita sejarah perjuangan Indonesia, tapi juga gurauan-gurauan yang khas agar mereka senang dengan jamuan kita sebagai orang Indonesia. Kebanyakan para pengunjung dari luar negeri tersebut, mereka merupakan anak-anak dari pejuang setempat.
Saya sering bilang, bahwa ini bukan panti jompo. Tapi ini panti juang.
Sejak kapan kakek jadi ketua di LVRI?
Kakek sudah jadi ketua veteran tiga periode. Jadi sekitar lima belas tahun. Sebelum itu, kakek jadi wakil ketua. Jadi, kakek di sini tuh sudah tiga puluh empat tahun dari tahun 1980.
Kegiatan apa saja yang biasa kakek lakukan di sini?
Banyak. Seperti mengurusi hak-hak para veteran. Kemudian menyejahterakan para janda-janda istri veteran yang telah meninggal. Melakukan pelestarian sejarah, dan banyak lagi.
Kegiatan kakek di sini kalau hari Jumat, sholatnya di musholla kantor ini. Semua staf di LVRI shalat di sana. Dan kakek jadi khotib itu sudah 22 tahun. Di sini, materinya disesuaikan dengan usia para pejuang yang sudah tua. Dalam Al-qur’an ditunjukkan, bahwa orang yang sudah tua itu, tunjukkanlah mereka kepada akhirat. Karena sebentar lagi kita akan melangkah. Ruh kembali kepada Tuhan. Maka yang tinggal di dunia adalah nama dan pekerjaan.
Oh kakek juga seorang khatib? Berarti kakek faham dengan agama Islam? Kalau begitu, Islam hari ini menurut kakek itu seperti apa?
Islam sekarang itu berantakan. Saya mengatakan di Pusat Dakwah Islam (Pusdai), ulama itu ada dua. Ulama palsu dan ulama inventaris. Dalam zaman rasulullah itu, kekayaan rasul di bawah umatnya. Sekarang? Kalian pasti bisa melihatnya seperti apa.
Jadilah muslim yang baik. Sebab Islam yang sekarang ini sudah dipermainkan dengan uang. Ulama sudah dicampurkan dengan badud, dipermainkan. Maka di sini disebutkan, dalam Alqur’an, setiap manusia itu merugi, kecuali yang beriman lalu dinyatakan dalam amal. Bagaimana caranya? Cobalah berbincang tentang haq dan sabar. Kemudian khusyuk dan syukur.
Kategori:
Figur