* Orientasi HMJ KPI dalam pelaksanaan kaderisasi secara konsep
Mengusung tema KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM DAN KHITTAH MAHASISWA SEBAGAI AGENT SOSIAL OF CHANGE dengan focus di aspek kognitif, seperti tertera dalam taksonomi bloom ada tiga unsur konsep untuk menentukan model atau focus pelatihan, diantaranya Afektif (Penyadaran), Kognitif (Intelektual/Pemikiran) dan Psikomotorik (Keterampilan Motorik).
Sebuah hal yang menarik bagi saya hmj mengambil Langkah mengedepankan aspek kognitif dengan memberikan konsep yang berbeda dari sebelumnya. Ini hal yang baik untuk Langkah mrngupgrade kualitas mahasiswa kpi tapi bukankah yang selalu digemborkan di kpi itu aspek kekeluargaan, kebersamaan seperti halnya di nilai-nilai kekpian disebut saling membesarkan. Sepertinya akan lebih pas rasa kekeluagaan itu akan timbul Ketika gerbang pertama perkenalan mahasiswa terhadap jurusanya memprioritaskan kesadaran (Afektif)?
Lantas apa yang akan dilakukan HMJ KPI dalam membentuk aspek afektif yang outputnya mahasiswa baru merasakan kekeluargaan di KPI?
Kemudian kita berbincang konsep, sebetulnya darimanakah konsep ini hadir?
Analisis? Riset? Atau justru konsep titipan?
Berbicara konsep sebetulnya sudah harus jelas landasan apa yang dipakai hari ini, bukankah harusnya ombak menjadi jawaban atas rumusan masalah yang ditemukan?
Sedikit saya mendengar dilapangan bahwa ada agenda yang ditambah dan dihapus diluar dari rundown dan term of reference, apakah hal itu terjadi atas dasar kegagapan dalam membuat konsep atau justru dalam melaksanakan konsep kepada hal teknis? Karena ada beberapa yang dianggap masalah dengan konsep yang dilakukan OMBAK 23 mari kita lihat di poin berikutnya.
* Sebuah Resiko hilangnya kegiatan yang memiliki urgensi dalam membentuk karakter mahasiswa
Yang pertama, Simulasi Aksi
Tujuan simulasi aksi seperti halnya tertera di term of reference OMBAK 2022 bahwa simulasi aksi merupakan implementasi dari pelatihan kepemimpinan mahasiswa, dimana mahasiswa sebagai middle class sehingga mahasiswa KPI tentuny harus menyuarakan kebenaran kepada kekuasaan yang tidak menjalankan tugasnya dengan baik. Hal yang paling mendasarnya yaitu melatih jiwa kritis mahasiswa, dan disinilah titik lemah mahasiswa KPI Ketika tidak adanya agenda ini.
Yang kedua, teknik persidangan?
Sampai hari ini Universitas Islam Negeri SGD Bandung masih memakai sistem keterwakilan dan dikemas di sebuah persidangan, dan apa kabar nanti ketika ada mahasiswa angkatan 2023 yang akan berkontestasi di tingkat jurusan, fakultas dan universitas?
Saya rasa jurusan ini akan tertinggal dengan jurusan lain di lingkup UIN bandung dalam pemenangannya, mungkin secara kader kpi bisa saja menyiapkan yang terbaik (itupun kalo konsep ombak ini berhasil mencetak kognitifnya) lantas kalau hanya kogntif bagaimana dengan rasa mereka (afektif) sebagai mahasiswa? Apakah masih layak?
Hanya satu cara mereka bisa menjawab dua persoalan ini yaitu dengan cara masukan mereka ke organisasi ekstra itupun dengan resiko yang sangat besar, Antara kemajuan atau kehancuran.
* Pemilihan KOOR Angkatan
Sedikit mendengar cerita tentang pemilihan ini bahwa koor angkatan hari ini bertujuan untuk sejalan lurus bersama hmj dengan siyasat pemilihan menggunakan hak perogratif ketua umum hmj.
Lantas apakah itu yang terbaik?
Mari kita tinjau dari segi nilai-nilai keKPIan yang ketiga yaitu merdeka, apakah dengan ini mahasiswa kpi angkatan 2023 diberkan kemerdekan secara penuh dalam memilih ketua angkatan?
Kemudian kita tinjau dari anggaran dasar HMJ KPI BAB III Pasal 8 yang menerangkan bahwa HMJ KPI bersifat demokratis.
Pertama, memngingat inisiasi ini dilakukan untuk membentuk koor Angkatan yang memiliki gagasan serta sejalur dengan HMJ KPI. Apakah memaksakan kehendak mengonstruk KOOR Angkatan yang sejalur dalam arti tidak melawan HMJ KPI adalah suatu bentuk demokrasi? Atau justru menandakan HMJ KPI yang anti kritik?
Kedua, Mengingat demokrasi menurut Merriem bahwa demokrasi sebagai pemerintahan oleh rakyat, atau adapula dalam Bahasa latin yaitu vox populi vox dei yang artinya suara rakyat adalah suara tuhan mengiaskan bahwa yang seharusnya HMJ KPI lah yang sejalan dengan rakyat. Bukan justru rakyat yang “dipaksa sejalan”
Ketiga, menyoal terkait mengapa harus diorientasikan untuk sejalur dengan hmj kpi? Bukankah orang yang tidak sejalur akan terus memberikan kritikan sehingga itu bisa menjadi hakim garisnya hmj kpi? Sebegitu takut kah hmj kpi dalam menjawab arus tantangan organisasi?
Keempat, perlu rasanya mengingat tugas Angkatan layaknya disebuah organisasi manapun yakni bertugas untuk mengorganisir massa yang dipegangnya dan bersifat kordinasi bukan intruksi. Kalopun dirasa tugas KOOR Angkatan di KPI beda maka buatlah penjelasan serta pemahaman untuk meminimalisir miss orientasi.
Oleh : Mahasiswa KPI/Red.
Kategori:
Kolom Opini