Kenangan

Kenangan

Oleh : Fahmi Nizar 

Perjalanan hidup setiap orang pasti berbeda-beda. Takkan pernah ada kesamaan sedikit pun dalam setiap fase yang dilaluinya. Setiap titik yang terukir dalam buku seseorang belum tentu akan terukir sama persis dalam buku orang lain.

Inilah aku, hidupku, nafasku, segalanya bagiku. Ketika langit menjadi hitam di sore hari, aku akan menghirup udaranya yang dingin, sedangkan kamu? Ketika awan membentuk hidung raksasa, aku akan memotretnya dalam sebuah kamera digital, kamu? Ketika derita negeri ini tak lagi ada, aku akan membuat sebuah perayaan yang begitu besar untuk diriku sendiri, kamu? Ketika SBY menjadi presiden negeri sejuta lara ini, hatiku gembira menyambut pemimpin yang kharismatik ini, kamu? Apakah kamu melakukan hal yang sama di setiap sesi kehidupan yang kusebutkan?

Nafasku, udaraku, paru-paruku menjadi satu dalam setiap hirupannya yang dalam. Angin yang sejuk terkadang membuat paru-paru ini basah, namun saat angin yang berhembus membawa hawa [panas dalam setiap muatannya, paru-paru ini akan tetap setia menghirupnya meskipun terasa panas dalam setiap hirupannya.

Sudah banyak titik yang kugoreskan dalam hidupku ini. aku tak tahu sudah sampai halaman berapa. Jika hidup dapat diukur berdasarkan halaman buku yang kita miliki, maka aku akan membeli buku tertebal yang dijual dipasaran. Bukan tidak mungkin, setiap orang pasti ingin hidup lama di dunia ini, jangan munafik pada dirimu sendiri, hanya itu saja. namun ternyata hidup ini bukan sekedar menggoreskan titik dalam buku belaka, tetapi bagaimana kita mampu untuk merangkai titik-titik itu menjadi sebuah gambar yang indah untuk kita tunjukkan pada dunia siapa kita sebenarnya.

Perangkaian titik menjadi sebuah gambar itu bukanlah sebuah perkara mudah bagiku, entah bagimu? Aku hanyalah seorang lelaki kurus bertinggi sekitar 1,6 meter dan menikmati secangkir kopi setiap pagi di depan rumah mungilku. Aku selalu ingin memperlihatkan setiap perbedaan yang kumiliki pada semua orang, tujuannya hanya satu yaitu agar mereka tahu bahwa aku ada di tengah-tengah kehidupan mereka.

Dan untuk apapun yang aku lakukan, semuanya terserah padaku. Aku ingin berguna dengan caraku sendiri, karena, “semua orang punya jalannya sendiri untuk berguna bagi orang lain” (Shaloin 2011). membuat orang lain tersenyum dan menyimpannya sebagai sebuah kenangan yang akan kutertawakan suatu hari nanti. Itulah tujuan hidupku.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama