Oleh: Hari Rahman Hakim
Penulis : Irshad Manji
Penerbit : ReneBook
Halaman : 384 hal
Allah, Liberty and Love
Suatu Keberanian Mendamaikan Iman dan Kebebasan
Irshad manji sosok wanita yang saat ini sedang terkenal dengan kontroversinya karena pada acara launching dan bedah bukunya dibubarkan oleh oknum islam yang tidak menerima akan teori dan pendapat yang dikembangkannya, irshad manji adalah intelektual muslim perempuan asal kanada sosk irshad manji belum begitu terkenal di indonesia,buku pertama yang ia tulis dan pernah dikenalkan juga diindonesia dengan judul “the trouble with islam today : a wake up call for honesty and change yang diterbitkan pada tahun 2003, dan buku pertamanaya diterjemahkan ke dalam bahasa indonesia dengan judul “ beriman tanpa rasa takut: tantangan umat islam saat ini”.
Irshad manji dalam penyampaian pesan yang disampaikan kepada pembaca dengan khasnya yang selalu memberikan gagasan baru dan menafsirkan islam dalam sudut pandang yang berbeda dengan kebiasaan yang dilakukan oleh para pemikir islam sekarang, dengan cara penyampaian yang berbeda dan dengan pesan yang sangat baru jadi tulisan dia sangat bertolak belakang dengan kebiasaan sehingga tulisan dia banyak ditolak oleh segolongan umat islam dan sebagian akademisi.
Dalam bukunya yang terbaru yang berjudul “Allah, Liberty, and Love” perbedaan cara menyampaikan pemahaman dengan para ulama islam sebelumnya itu menjadi sesuatu yang menarik dalam bukunya, seperti ketika irsyad manji dalam menyampaikan tentang Tuhan Dan cinta serta, deskripsi dia tentang islam dan ijtihad yang berbeda dengan yang lain, tetapi dalam buku terbarunya irshad manji terlalu lebih dengan penyebaran faham liberalisme dan faham femenisme yang fulgar dan mendorong wanita supaya menjadi lebih berani bertindak dan menuduh kondisi muslim sekarang munafik karena tidak berani mengakui akan keadaan dirinya,yang bertolak belakang dengan hukum yang tuhannya berikan.
Buku ini sangat membuka wawasan dan memberikan pemahaman baru yang sangat terbuka dan lebih bijak menyikapi tuhan,islam dan ijtihad yang dengan pemahaman baru , serta mengajak wanita untuk berani berontak dan menolak jika keputusan tuhan tidak sesuai dengan kenytaan atas dirinya dan sulit untuk dilaksanakan.
Buku terbarunya yang berjudul : allah,liberty dan cinta, diterbitkan oleh renebook yang berada dijakarta yang pemesanan buku inipun hanya dilakukan lewat online karena toko buku terkenalpun takut untuk menjual.
Kejenuhan dan kondisi para muslimah didunia yang tidak berani dengan menyampaikan ketidaksetujuan dan menganggap tuhan tidak bijak karena terlalu memberiakn beban kepada wanita, dengan yang disampaikan oleh irsyad manji tuhan pemilik cinta dan sangat memahami keinginannya lebih baik tidak disembunyikan dan menjadi munafik tapi disampaikan ketidak setuju kepada keputusan tuhan, dalam buku ini dijelaskan tentang bagaimana umat muslim bisa mempraktikan kebebasan dalam kehidupannya dan bebas untuk mempelajari makna yang terkandung dalam Al-qur’an, dan kondisi sekarang seolah-olah manusi tidak menemukan titik temu antara tuhan dan cinta yang mengesankan berbeda itu yang sangat disayangkan karena seharusnya percaya untuk menginterpretasikan dan menyatukan pemahaman antara tuhan dan cinta.
Dan dalam bukunya irsyad manji mengungkapkan, manusia tak perlu memiliki ketakutan akan tuhan karena tuhan adalah cinta. Manusia perlu berjuang didalam hidup kita tanpa ketakutan. Manusia harus punya kekuatan untuk berbicara ketika banyak orang menyuruh kita diam, karena masih banyak yang harus dilakukan selain hanya meras takut, dan menurut irsyad manji dalam bukunya Allah, liberty, dan love, bahwa budaya bukanlah sesuatau yang sakral, yang dia tangkap dalam kehidupan muslim saat ini bahwa umat muslim hidup dalam tradisi dan budaya, yang dibentuk manusi buka dibentuk oleh tuhan, ia berpesan jangan pernah menjadi moderat tetapi jadilah reformis karena menjadi moderat tidaklah berguna.
Buku Allah, liberty, dan love lebih unggul dengan memberikan pemahaman baru dan membuka wawasan umat islam khusunya para muslimah dan menerapkan konsep memahami Al-quran dengan cara yang berbeda dan umat islam agar lebih berani menyampaikan faham mereka, tetapi yang disayangkan dalam bukunya terlalu memberikan faham liberalis dan tidak menunjukan pemahaman islam dan perbandingan yang dipadukan dengan pemahaman ulama terdahulu.
Buku ini baik untuk para mahasiswa yang bisa menerima faham kebebasan dalm segi keilmuan dan pengembangan, dan supaya tidak menjadi jumud serta hanya mengikuti buya yang sudah ada, agar mahasiswa bergerak dan berubah bukan hanya diam, dan berani menunjukan pemahaman-pemahaman baru serta berani pemikiran-pemikiran baru yang lebih beda dan beda denga yang lain.
Jangan sampai menilai dari sisi kebencian atas sesuatu jangan biarkan negara kita tidak menjadi negara bebas yang memberikan kebebasan untuk berekspresi dan bependapat, jadikan keilmuan dihadapi denmga keilmuan jangan dengan kekerasan karena itu menunjukan orang bodoh yang tidak pintar mennaggapi sebuah pemikiran karena hanya bisa bertindak dengan kekerasan.
Penulis adalah mahasiswa KPI UIN SGD Bandung, dan anggota Forum Pe-SK.