Kedudukan Wanita

Kedudukan Wanita



KEDUDUKAN WANITA
Oleh : Sri Feni Hartati

Wanita adalah makhluk Tuhan yang dimuliakaan dalam agama Islam. Sebelum datangnya Islam, di zaman Jahiliyah wanita di perlakukan dengan seenaknya, hanya sebagai hiasan dan pengumbar hawa nafsu saja. Wanita pada saat itu belum mengenal apa yang di sebut dengan agama, belum mengenal apa itu pengetahuan, dan belum mengenal apa itu pakaian muslimah dan hijab sebagai penutup auratnya.

Tetapi setelah agama Islam datang, kedudukan wanita diangkat derajatnya dan dimuliaakan martabatnya. Bahkan setelah kitab suci Al-Qur’an, banyak ayat-ayat tentang kedudukan wanita yang sebenarnya seperti dalam surat Lukman: 14, Al-qahf: 15, Ar-Rum: 21, dan masih banyak lagi ayat-ayat yang menyangkut tetntang kedudukan wanita.

Dalam agama Islam banyak tokoh wanita yang sangat berjasa bagi perkembangan agama Islam seperti Ummu Hani` r.a, Aisyah r.a, Hindun r.a, dan masih banyak lagi tokoh-tokoh wanita dalam Islam yang banyak meriwayatkan hadits-hadits Rasulullah. Begitu pun di Indonesia banyak pahlawan wanita yang member pengaruh besar terhadap peradaban di Indonesia seperti R.a Kartini, beliau sangat berpengaruh besar terhadap pendidikan di Indonesia terutama pendidikan bagi kaum wanita.

Tetapi pada zaman modern ini yang penuh dengan arus globalisasi, banyak wanita yang melakukan penyimpangan yang keluar dari aturan Islam. Pada zaman sekarang wanita banyak yang meniru budaya barat, banyak yang memurahkan harga dirinya, ada juga yang memamerkan lengkuk tubuhnya di hadapan umum. Dan wanita pada zaman sekarang banyak yang menjadi seorang pekerja pabrik, mengapa bisa seperti itu ?.  karena perusahaan lebih membutuhkan pekerja wanita, karena wanita cenderung penurut dan mengedepankan perasaannya, berbeda dengan laki-laki yang mengedepankan pikiran dan emosi sehingga banyak terjadi demo. Dan permasalahan yang selanjutnya apakah wanita boleh bekerja dan menjadi seorang pemimpin?. Menurut Islam hukum wanita yang bekerja di perbolehkan, Tetapi hanya untuk membantu suaminya untuk mencari nafkah, tetapi tidak diwajibkan. Sedangkan wanita yang menjadi pemimpin, banyak orang kini mempersoalkan hal ini. Ada yang berkata bahwa sebagai seorang wanita kita tidak dianjurkan untuk memimpin. Karena wanita dipandang lebih baik berperan sebagai seorang pendidik yang baik. Orang lain hanya memandang wanita dari sisi negatifnya saja, ada anggapan wanita tidak bisa menjadi pemimpin yang baik bagi Negara karena kualitasnya yang belum terbukti, tetapi banyak juga pemimpin dari kaum laki-laki yang gagal memimpin negaranya. Tentu saja masalahnya bukan pada persoalan wanita atau laki-laki. Tetapi, lebih ditentukan oleh mutu atau kualitas diri, baik laki-laki maupun wanita. Jadi bukan tidak boleh kalau wanita menjadi seorang pemimpin. Boleh saja, sekali lagi asalkan kita sanggup dan kita punya keyakinan yang teguh untuk jadi seorang pemimpin. Karena seorang pemimpin itu mempunyai tanggung jawab yang berat.

Memang kita semua pasti ada niat untuk jadi seorang pemimpin, wanita bisa menjadi pemimpin dalam keluarganya maupun mempin sebuah negara seperti ibu Megawati yang telah berani menjadi pemimpin negara Indonesia pada saat itu.

Seharusnya untuk zaman modern ini harus ada pemberdayaan wanita yang lebih baik dari pemerintah. Jadi, pada hakikatnya laki-laki dan wanita sama-sama diciptakaan oleh Allah untuk menjadi khalifah di bumi ini

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama