Oleh : Rizky Sopiyandi
Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung. Salah satu jurusan tertua di Fakultas Dakwah dan Komunikasi. Bulan Mei tahun lalu, jurusan ini tepat berusia Sembilan belas tahun.
Tidak terasa, sembilan belas tahun adalah usia yang cukup matang untuk mulai mengepakkan sayap menuju lebih baik, bukan sebaliknya. Memang saat ini fasilitas untuk setiap jurusan di kampus ini tidak memadai. Semuanya serba seadanya. Terlebih lagi Jurusan KPI yang notabene memiliki tiga ranah, dan tentunya setiap ranahnya memerlukan pengembangan.
Dalam upayanya, mengembangkan potensi mahasiswa pada ketiga ranah tersebut, menjadi keharusan bagi pihak kampus untuk menyediakan dana demi terealisasinya kompetensi-kompetensi yang ada disetiap Jurusan, dalam hal ini jurusan KPI (Khitobah, Kitabah, dan I’lam).
Dalam menyikapi permasalahan pendanaan tersebut, kami menelusuri apakah ada dana khusus dari Universitas yang diperuntukan bagi pengembangan setiap potensi Mahasiswa yang ada di Jurusan, khususnya jurusan KPI.
Alhasil, setelah kami telusuri, kami mendapati data-data lisan terkait dana tersebut. Berawal dari penuturan Mantan Ketua Jurusan Manajemen Dakwah, Bapak Hamzah Turmudzi. Beliau mengungkapkan, “Dulu, Jurusan Manajemen Dakwah, mendapat dana kucuran sebesar 18 juta rupiah dari pihak Rektorat. Dana Pengembangan Jurusan (DPJ) itu diperuntukkan untuk kebutuhan akreditasi, pengembangan kurikulum, dan karya jurusan”, ungkap beliau kepada Wartawan Dejavu disela-sela kesibukannya.
“Khusus untuk karya jurusan, ada tiga. Yang salah-satunya adalah jurnal atau buletin jurusan yang terbit secara berkala. Dan idealnya, diskusi mengenai pengembangan kurikulum harus dilakukan dengan mengajak mahasiswa. Karena mereka lah yang berkecimpung langsung dengan semua mata kuliah yang disajikan. Saya melaksanakan diskusi tentang kurikulum ini minimal enam bulan sekali, dan maksimal setiap satu bulan sekali.” Tambah Hamzah.
Selain itu, Dosen yang kini menjabat sebagai Pembantu Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik ini, menuturkan. “Pengembangan kurikulum biasa kami lakukan dengan mengajak mahasiswa berdiskusi, tujuannya untuk memilah dan memilih mata kuliah apa saja yang relevan dengan kebutuhan Mahasiswa dan mata kuliah apa saja yang tidak.”
Dan beliau meyakini bahwa dana jurusan yang diterima KPI pasti lebih besar dari Manajemen Dakwah. “kisarannya sekitar dua puluh juta lebih lah..”, tambahnya.
Tak hanya data dari Bapak Hamzah, selain itu Rohmanur Azis mengamini ungkapan mantan Ketua jurusan Manajemen Dakwah itu. 20 juta, Jumlah yang terhitung sangat besar untuk pengembangan jurusan. Terlebih lagi sumber yang saat ini berkecimpung langsung di SIMDAK ini mengatakan bahwa setiap jurusan akan menerima dana tambahan khusus untuk akreditasi.
“Ya, adanya uang pengembangan jurusan itu memang benar ada. Yang diperuntukan untuk kebutuhan akreditasi, pengembangan kurikulum, dan karya jurusan. Malah, selain dana DPJ tersebut, untuk akreditasi yang dilakukan setiap lima tahun sekali, terdapat dana tambahan khusus”, ungkapnya kepada Wartawan kami.
Pernyataan kedua pihak diatas berbanding 360 derajat dengan apa yang dikatakan oleh ketua jurusan. Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam, Hari Rahman Hakim seringkali mengungkapkan bahwa dirinya pernah meminta uang untuk keperluan kegiatan, tetapi jurusan berkata bahwa mereka tidak punya uang.
“Beberapa kali dikonfirmasi mengenai dana, pihak jurusan selalu berucap , jurusan itu tidak punya uang”, ungkap mahasiswa yang belum lama ini dilantik sebagai ketua umum Badan Eksekutif Mahasiswa Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam.
Selain itu, kami pun melakukan komfirmasi Rizal Khoirul Ihsan, Demisioner BEM-J KPI, terkait apakah ada kegiatan Jurusan yang berorientasi kepada diskusi mengenai pengembangan kurikulum, dan beliau (Rizal, Red) mengatakan bahwa tidak pernah ada pembicaraan serius antara pihak jurusan dengan pengurus BEM-J selama ia menjabat satu periode terkait pengembangan kurikulum.
“tidak pernah ada obrolan dengan pengurus HMJ KPI ketika saya masih menjabat terkait pengembangan kurikulum. Nah, untuk pengembangan kurikulum pihak jurusan berdiskusi dengan siapa, saya tidak tahu”, Tukas Rizal.
Pertanyaannya, jika pengembangan kurikulum tidak berkoordinasi dengan pengurus BEM-J guna mengkondisikan mahasiswa. Lalu dengan siapakah pihak jurusan KPI berdiskusi terkait pengembangan kurikulum?
Klaim Jurusan Atas Komunitas-komunitas KPI
Dana Pengembangan Jurusan (DPJ) tidak hanya berbicara terkait Akreditasi atau Pengembangan Kurikulum. Alokasi Dana DPJ pun diperuntukan untuk karya jurusan, yang salah satunya untuk pembuatan Jurnal Ilmiah atau Buletin Jurusan, yang kemudian diterjemahkan oleh pihak Jurusan ----dalam hal ini Ketua Jurusan--- dengan mendanai setiap kegiatan yang ada di Jurusan KPI, baik itu Himpunan Jurusan KPI (HMJ, sekarang BEM-J KPI), maupun setiap kegiatan komunitas-komunitas yang ada di KPI.
Informasi tersebut kami terima dari Bapak Rohmanur Azis. Dosen yang biasa dipanggil Pak Azis ini mengungkapkan bahwa, dalam sebuah forum Rapat Pimpinan Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Ketua Jurusan kita mengungkapkan ---dalam rapat tersebut--- bahwa setiap kegiatan yang ada atau dilakukan Mahasiswa KPI dalam ruang BEM-J KPI maupun Komunitas yang ada, didukung secara penuh dari segi pendanaannya oleh pihak Jurusan.
“Ya, dalam RAPIM Fakultas Pak Dadan mengatakan jika alokasi dana pengembangan Jurusan tersebut salah satunya dialokasikan kepada kegiatan-kegiatan Mahasiswa KPI (BEM-J KPI), kegiatan kelas angkatan 2010 berupa praktek penunjang mata kuliah dan juga Komunitas-komunitas yang ada di KPI” Jelas Pak Azis saat kami temui.
Mendengar penjelasan tersebut, kami pun mulai menelusuri terkait argumentasi pihak Jurusan yang ‘katanya’ mendanai penuh setiap kegiatan BEM-J, Praktik Kelas, dan juga Komunitas-komunitas yang ada di KPI.
Rizal, dalam hal ini Demisioner BEM-J KPI, mengungkapkan bahwa hal tersebut tidak sama dengan apa yang di argumentasikan oleh pihak Jurusan.
“Selama saya menjabat menjadi Ketua BEM-J KPI, belum ada satu pun kegiatan yang disokong penuh. Ya pernah sih ngasih, tapi gak gede-gede amat, hanya sekedar bentuk membantu pendanaan”. Ujarnya.
Perlu kita ketahui, dalam tubuh KPI saat ini ada beberapa komunitas yang secara konsisten terus berkarya. Tiga diantaranya berkonsentrasi pada masing-masing ranah KPI. Untuk ranah khitabah digeluti oleh Lebah (lingkar Barudak Khitabah), lalu untuk kitabah saat ini kita mengenal Forum Pe-SK (Forum Penulis se-KPI), dan Excelent Bee, serta ranah I’lam adalah Free Film Production yang dikenal lewat karya-karyanya seperti L-Over.
Forum Penulis se-KPI, atau yang biasa dikenal dengan Forum Pe-SK melalui mantan ketua umumnya, Hari Rahman Hakim menuturkan bahwa mereka pernah mendapatkan uang sebesar 250 ribu rupiah.
“Benar, kami pernah mendapat uang sebesar 250 ribu rupiah. Itu pun untuk keperluan cetak majalah satu tahun yang lalu”, tukasnya.
Berbeda halnya dengan pengakuan Nurhadi Permana, Mahasiswa KPI semester 8 yang juga penggagas berdirinya komunitas menulis Excelent Bee, mengungkapkan bahwa, tidak sekalipun pihaknya mendapat dana dari jurusan. Begitu pula dengan pihak Free Flm Production melalui juru bicaranya, Sandy Gumilar. Nida, Mahasiswi KPI semester 6, Sekretaris Umum Komunitas Lebah, mereka pun mengaku tidak pernah sama sekali menerima kucuran dana kegiatan dari pihak Jurusan. Lalu Komunitas mana yang dimaksud pihak Jurusan?
Maka, dari hasil telusur kami, Dana Pengembangan Jurusan sampai hari ini tidak jelas kemana ia dialokasikan. Dimulai dari Akreditasi, Diskusi Evaluasi Pengembangan Kurikulum dengan pihak Mahasiswa, hingga alokasi dana yang diklaim diperuntukkan untuk kegiatan BEM-J, Praktikum Kelas, dan Komunitas yang ada di KPI ternyata semua nihil belaka. Dan semoga dengan turunnya berita ini dikalangan masyarakat KPI, mampu menjadikan stimulus bagi kita untuk bersama-sama mempertanyakan, dan menjadi sebuah ruang bagi Jurusan KPI untuk memberikan klarifikasi terkait hal tersebut.
Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung. Salah satu jurusan tertua di Fakultas Dakwah dan Komunikasi. Bulan Mei tahun lalu, jurusan ini tepat berusia Sembilan belas tahun.
Tidak terasa, sembilan belas tahun adalah usia yang cukup matang untuk mulai mengepakkan sayap menuju lebih baik, bukan sebaliknya. Memang saat ini fasilitas untuk setiap jurusan di kampus ini tidak memadai. Semuanya serba seadanya. Terlebih lagi Jurusan KPI yang notabene memiliki tiga ranah, dan tentunya setiap ranahnya memerlukan pengembangan.
Dalam upayanya, mengembangkan potensi mahasiswa pada ketiga ranah tersebut, menjadi keharusan bagi pihak kampus untuk menyediakan dana demi terealisasinya kompetensi-kompetensi yang ada disetiap Jurusan, dalam hal ini jurusan KPI (Khitobah, Kitabah, dan I’lam).
Dalam menyikapi permasalahan pendanaan tersebut, kami menelusuri apakah ada dana khusus dari Universitas yang diperuntukan bagi pengembangan setiap potensi Mahasiswa yang ada di Jurusan, khususnya jurusan KPI.
Alhasil, setelah kami telusuri, kami mendapati data-data lisan terkait dana tersebut. Berawal dari penuturan Mantan Ketua Jurusan Manajemen Dakwah, Bapak Hamzah Turmudzi. Beliau mengungkapkan, “Dulu, Jurusan Manajemen Dakwah, mendapat dana kucuran sebesar 18 juta rupiah dari pihak Rektorat. Dana Pengembangan Jurusan (DPJ) itu diperuntukkan untuk kebutuhan akreditasi, pengembangan kurikulum, dan karya jurusan”, ungkap beliau kepada Wartawan Dejavu disela-sela kesibukannya.
“Khusus untuk karya jurusan, ada tiga. Yang salah-satunya adalah jurnal atau buletin jurusan yang terbit secara berkala. Dan idealnya, diskusi mengenai pengembangan kurikulum harus dilakukan dengan mengajak mahasiswa. Karena mereka lah yang berkecimpung langsung dengan semua mata kuliah yang disajikan. Saya melaksanakan diskusi tentang kurikulum ini minimal enam bulan sekali, dan maksimal setiap satu bulan sekali.” Tambah Hamzah.
Selain itu, Dosen yang kini menjabat sebagai Pembantu Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik ini, menuturkan. “Pengembangan kurikulum biasa kami lakukan dengan mengajak mahasiswa berdiskusi, tujuannya untuk memilah dan memilih mata kuliah apa saja yang relevan dengan kebutuhan Mahasiswa dan mata kuliah apa saja yang tidak.”
Dan beliau meyakini bahwa dana jurusan yang diterima KPI pasti lebih besar dari Manajemen Dakwah. “kisarannya sekitar dua puluh juta lebih lah..”, tambahnya.
Tak hanya data dari Bapak Hamzah, selain itu Rohmanur Azis mengamini ungkapan mantan Ketua jurusan Manajemen Dakwah itu. 20 juta, Jumlah yang terhitung sangat besar untuk pengembangan jurusan. Terlebih lagi sumber yang saat ini berkecimpung langsung di SIMDAK ini mengatakan bahwa setiap jurusan akan menerima dana tambahan khusus untuk akreditasi.
“Ya, adanya uang pengembangan jurusan itu memang benar ada. Yang diperuntukan untuk kebutuhan akreditasi, pengembangan kurikulum, dan karya jurusan. Malah, selain dana DPJ tersebut, untuk akreditasi yang dilakukan setiap lima tahun sekali, terdapat dana tambahan khusus”, ungkapnya kepada Wartawan kami.
Pernyataan kedua pihak diatas berbanding 360 derajat dengan apa yang dikatakan oleh ketua jurusan. Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam, Hari Rahman Hakim seringkali mengungkapkan bahwa dirinya pernah meminta uang untuk keperluan kegiatan, tetapi jurusan berkata bahwa mereka tidak punya uang.
“Beberapa kali dikonfirmasi mengenai dana, pihak jurusan selalu berucap , jurusan itu tidak punya uang”, ungkap mahasiswa yang belum lama ini dilantik sebagai ketua umum Badan Eksekutif Mahasiswa Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam.
Selain itu, kami pun melakukan komfirmasi Rizal Khoirul Ihsan, Demisioner BEM-J KPI, terkait apakah ada kegiatan Jurusan yang berorientasi kepada diskusi mengenai pengembangan kurikulum, dan beliau (Rizal, Red) mengatakan bahwa tidak pernah ada pembicaraan serius antara pihak jurusan dengan pengurus BEM-J selama ia menjabat satu periode terkait pengembangan kurikulum.
“tidak pernah ada obrolan dengan pengurus HMJ KPI ketika saya masih menjabat terkait pengembangan kurikulum. Nah, untuk pengembangan kurikulum pihak jurusan berdiskusi dengan siapa, saya tidak tahu”, Tukas Rizal.
Pertanyaannya, jika pengembangan kurikulum tidak berkoordinasi dengan pengurus BEM-J guna mengkondisikan mahasiswa. Lalu dengan siapakah pihak jurusan KPI berdiskusi terkait pengembangan kurikulum?
Klaim Jurusan Atas Komunitas-komunitas KPI
Dana Pengembangan Jurusan (DPJ) tidak hanya berbicara terkait Akreditasi atau Pengembangan Kurikulum. Alokasi Dana DPJ pun diperuntukan untuk karya jurusan, yang salah satunya untuk pembuatan Jurnal Ilmiah atau Buletin Jurusan, yang kemudian diterjemahkan oleh pihak Jurusan ----dalam hal ini Ketua Jurusan--- dengan mendanai setiap kegiatan yang ada di Jurusan KPI, baik itu Himpunan Jurusan KPI (HMJ, sekarang BEM-J KPI), maupun setiap kegiatan komunitas-komunitas yang ada di KPI.
Informasi tersebut kami terima dari Bapak Rohmanur Azis. Dosen yang biasa dipanggil Pak Azis ini mengungkapkan bahwa, dalam sebuah forum Rapat Pimpinan Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Ketua Jurusan kita mengungkapkan ---dalam rapat tersebut--- bahwa setiap kegiatan yang ada atau dilakukan Mahasiswa KPI dalam ruang BEM-J KPI maupun Komunitas yang ada, didukung secara penuh dari segi pendanaannya oleh pihak Jurusan.
“Ya, dalam RAPIM Fakultas Pak Dadan mengatakan jika alokasi dana pengembangan Jurusan tersebut salah satunya dialokasikan kepada kegiatan-kegiatan Mahasiswa KPI (BEM-J KPI), kegiatan kelas angkatan 2010 berupa praktek penunjang mata kuliah dan juga Komunitas-komunitas yang ada di KPI” Jelas Pak Azis saat kami temui.
Mendengar penjelasan tersebut, kami pun mulai menelusuri terkait argumentasi pihak Jurusan yang ‘katanya’ mendanai penuh setiap kegiatan BEM-J, Praktik Kelas, dan juga Komunitas-komunitas yang ada di KPI.
Rizal, dalam hal ini Demisioner BEM-J KPI, mengungkapkan bahwa hal tersebut tidak sama dengan apa yang di argumentasikan oleh pihak Jurusan.
“Selama saya menjabat menjadi Ketua BEM-J KPI, belum ada satu pun kegiatan yang disokong penuh. Ya pernah sih ngasih, tapi gak gede-gede amat, hanya sekedar bentuk membantu pendanaan”. Ujarnya.
Perlu kita ketahui, dalam tubuh KPI saat ini ada beberapa komunitas yang secara konsisten terus berkarya. Tiga diantaranya berkonsentrasi pada masing-masing ranah KPI. Untuk ranah khitabah digeluti oleh Lebah (lingkar Barudak Khitabah), lalu untuk kitabah saat ini kita mengenal Forum Pe-SK (Forum Penulis se-KPI), dan Excelent Bee, serta ranah I’lam adalah Free Film Production yang dikenal lewat karya-karyanya seperti L-Over.
Forum Penulis se-KPI, atau yang biasa dikenal dengan Forum Pe-SK melalui mantan ketua umumnya, Hari Rahman Hakim menuturkan bahwa mereka pernah mendapatkan uang sebesar 250 ribu rupiah.
“Benar, kami pernah mendapat uang sebesar 250 ribu rupiah. Itu pun untuk keperluan cetak majalah satu tahun yang lalu”, tukasnya.
Berbeda halnya dengan pengakuan Nurhadi Permana, Mahasiswa KPI semester 8 yang juga penggagas berdirinya komunitas menulis Excelent Bee, mengungkapkan bahwa, tidak sekalipun pihaknya mendapat dana dari jurusan. Begitu pula dengan pihak Free Flm Production melalui juru bicaranya, Sandy Gumilar. Nida, Mahasiswi KPI semester 6, Sekretaris Umum Komunitas Lebah, mereka pun mengaku tidak pernah sama sekali menerima kucuran dana kegiatan dari pihak Jurusan. Lalu Komunitas mana yang dimaksud pihak Jurusan?
Maka, dari hasil telusur kami, Dana Pengembangan Jurusan sampai hari ini tidak jelas kemana ia dialokasikan. Dimulai dari Akreditasi, Diskusi Evaluasi Pengembangan Kurikulum dengan pihak Mahasiswa, hingga alokasi dana yang diklaim diperuntukkan untuk kegiatan BEM-J, Praktikum Kelas, dan Komunitas yang ada di KPI ternyata semua nihil belaka. Dan semoga dengan turunnya berita ini dikalangan masyarakat KPI, mampu menjadikan stimulus bagi kita untuk bersama-sama mempertanyakan, dan menjadi sebuah ruang bagi Jurusan KPI untuk memberikan klarifikasi terkait hal tersebut.